Hati-Hati Dengan Rasa Rindu
oleh: Syaikh Aidh Al Qarni
Jangan pernah merindukan sesuatu secara berlebihan. Karena, yang demikian itu menyebabkan kegelisahan yang tak pernah padam. Seorang muslim akan bahagia ketika ia dapat menjauhi keluh kesah, kesedihan dan kerinduan. Demikian pula ketika ia dapat mengatasi keterasingan, keterputuasaan dan keterpisahan yang dikeluhkan para penyair. Betapapun yang demikian itu adalah tanda kehampaan hati.
“Tidakkah kamu melihat orang2 yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Rabbnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?” (QS Al Jatsiyah: 23)
-Akulah yang menarik ujung kematian itu, siapakah yang akan dituntut padahal si korban adalah si terdakwa itu sendiri-
Maksud bait syair ini, kita berhak merasakan sakit dan menderita sebab kita adalah penyebab utama dari semua yang terjadi pada diri kita. Seseorang yang berasal dari Andalusia menyombongkan dirinya karena bisa merasakan suka yang melebihi batas.
-Sebelum aku, orang mengeluh berat berpisah, dan ketakutan muncul pada yang mati dan yang hidup.
Jika rusuk2ku menghimpun, maka aku tidak akan lagi mendengar dan tidak pula melihat-
Bila saja diantara tulang2nya berhimpun ketaqwaan, dzikir, kesadaran rohani dan ilahiyah, maka kebenaran akan bisa dicapai. Disamping itu, bukti akan menjadi semakin jelas dan kebenaran akan terlihat.
“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang2 yang bertaqwa bila mereka ditimpa was2 dari syetan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan2nya” (QS Al A’raf : 200 – 201)
Ibnul Qayyim telah memberikan terapi yang sangat manjur tentang masalah ini dalam bukunya yang sangat terkenal Ad Da’wad Dawa’ atau Al Jawab asy Syafi’ an Man Sa’ala ‘anid Dawa’ asy Syafi’. Saya sarankan pembaca untuk merujuk kepada kedua buku tersebut. Rasa suka yang berlebihan itu banyak sebabnya. Diantaranya,
1. Hati yang tidak terisi oleh rasa cinta, rasa syukur, dzikir, dan ibadah kepada Allah.
2. Membiarkan mata jalang. Mengumbar mata adalah jalan yang menghantarkan pada kesedihan dan keresahan :
“Katakanlah kepada orang2 laki2 yang beriman :”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya..” (QS An Nur:30)
Rasulullah juga bersabda: ‘Pandangan (mata) itu adalah satu dari sekian banyak anak panah iblis’
-Jika kau liarkan matamu kepada semua mata, maka semua pemandangan akan membuatmu lelah.
Kaulihat pemandangan, tapi tak seluruhnya mampu kau lihat dan kau tatap-
3. Meremehkan ibadah, dzikir, doa, dan sholat nafilah. “Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan2 keji dan munkar” (QS Al Ankabut : 45)
Ada pun obatnya,
“Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih” (QS Yusuf: 24)
1. Berusaha untuk selalu berada dipintu2 ibadah dan memohon kesembuhan kepada Yang Maha Agung.
2. Merendahkan pandangan dan menjaga kemaluan. “..mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya..”(QS An Nuur : 30), ” Dan orang2 yang menjaga kemaluan mereka” (QS Al Mu’minun : 5)
3. Menjauhkan hati dari hal2 yang bisa mengikatnya dan berusaha melupakannya.
4. Menyibukkan diri dengan amal sholeh dan berguna. ” Sesungguhnya mereka adalah orang2 yang bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami denagn harap dan cemas ” (QS. Al-anbiya : 21)
5. Menikah secara syar’i. ” Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ” (QS. An Nisa : 3)
” Dan, diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya “. (QS. Ar Rum : 21)
Rasulullah bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang sudah mampu untuk menikah, hendaklah menikah.”
No comments:
Post a Comment